Selama pandemi aktivitas fisik yang biasa dijalani menjadi lebih minim daripada keadaan sebelum pandemi, weekend bisanya ngopi dan mencari wifi gratis kini menjadi hal yang sangat riskan jika dilakukan, begitu pula dengan aktifitas kuliah maupun kerja yang sangat esensial juga tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Maka sebagai ganti daripada permasalahan tersebut adalah aktifitas virtual yang biasa orang kita sebut sebagai WFH (Work From Home). Yang artinya kita bisa melakukan berbagai pekerjaan secaa utuh "hanya dari rumah".
Namun di saat yang sama saya malah merasa ada banyak sekali tuntutan yang harus dipenuhi agar segala aktivitas virtual yang dilakukan dapat berjalan tanpa adanya hambatan. Salah satu gangguan yang saya rasakan selama WFH yaitu kebisingan, hal ini merupakan yang paling dirasakan perbedaannya tatkala melakukan pekerjaan di kantor atau kampus secara offline dengan WFH.
Gangguan seperti deras hujan, kendaraan motor yang lewat depan rumah,
ataupun anggota keluarga lain yang menonton TV dengan volume suara
tinggi. Intinya selalu ada "limbah suara" yang sangat mengganggu saya
ketika menjalani aktifitas WFH.
Kebisingan mengganggu pada beberapa kondisi seperti kita tidak bisa mendengarkan orang lain dengan baik ketika kegiatan virtual meeting berlangsung, ataupun orang lain yang tidak dapat mendengar suara kita dengan jelas.
Untuk mengatasi hal tersebut saya mulai mengevaluasi perangkat yang saya pakai selama kegiatas WFH, diantaranya adalah Microphone. Kenapa microphone? ya... minimal orang lain tidak merasa berat atau susah ketika berkomunikasi dengan saya dan mampu menangkap informasi yang saya sampaikan dengan baik.
Microphone Yang Saya Gunakan
Selama ini saya hanya menggunakan microphone bawaan laptop yang sangat membutuhka usaha lebih ketika hendak berbicara --daya tangkapnya kecil. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan mikrofon eksternal tambahan yang lebih bagus dari sisi tangkapan suaranya.
Dengan tambahan mikrofon ini kini suara bisa tertangkap dengan lebih jelas, setidaknya saya tidak harus "teriak" lagi ketika ingin menjelaskan sesuatu ketika presentasi atau ketika membuat konten bersuara :D.
mungkin perbedaannya cukup sederhana, tapi leher yang tidak lagi tegang akibat sering mendekatkan mulut ke laptop, dan punggung yang selalu miring itu tidak perlu saya rasakan lagi ketika hendak bicara".
namun ternyata mikrofon yang "terlalu sensitif" juga memberi efek yang tidak bagus dari kualitas suara, khusunya Noise yang ditangkap. Ya.. tidak cuma suara saat saya bicara, namun terkadang hembusan nafas pun juga "tertangkap dengan baik", dan itu lumayan weird atau sedikit aneh.
Baca Juga : Cara Install Whatsapp di Linux
Aplikasi Noise Cancelling Microphone
Salah satu kekurangan perangkat laptop yang saya gunakan adalah belum adanya AI Noise Cancelling. Sederhananya Noise Cancelling adalah teknologi yang dibuat untuk meredam kebisingan yang ditangkap microphone, dan berguna untuk menciptakan keheningan.
Penerapan dari teknologi ini sangatlah berguna dan tentunya dibutuhkan dalam menjalani kegiatan seperti konferensi vitrual, webinar, rapat online dan lainnya, karena kita tidak perlu risau lagi akan suara-suara yang tidak dibutuhkan.
NoiseTorch For Linux
Berhubung Operasi Sistem yang saya gunakan adalah linux, maka aplikasi yang saya gunakan --dan katanya sih yang terbaik adalah Noisetorch. Aplikasi ini dikembangkan secara free dan mudah sekali digunakan.
NoiseTorch |
Dikutip dari Laman Resminya bahwasanya NoiseTorch ini memungkinkan pengguna untuk membuat plug microfon virtual yang mampu meredam berbagai kebisingan yang dapat dipakai di berbagai aplikasi yang digunakan. plikasi ini sangat cocok untuk kegiatan seperti konferensi virtual atau VOIP.
Setelah saya coba aplikasi ini benar-benar "ampuh". Percobaan-percobaan yang saya lakukan seperti tepuk tangan, ketikan keybord mekanik, dan suara kipas angin atau AC benar-benar bisa diredam, bahkan musik yang saya setel lewa PC/HP juga tidak ditangkap oleh Mikrofon saya yang awalnya "sangat sensitif".
Walhasil, hanya suara yang keluar dari lidah saya saja yang dapat ditangkap -dengan tingkat sensifitas yang tidak tereduce/kurangi, tentu bagi saya "its amazing" ^_^.
Penampakan NoiseTorch
Berjalan di ArchLinux, Setingannya sangat simple tinggal pilih input Microfon kemudian Reload |
Kemudian pada settingan Laptop atau browser kita pilih NoiseTorch sebagai microfon utama.
Download dan Install NoiseTorch
Temen-temen bisa mendownloadnya secara langsung dari GitHubnya di sini , di sana juga terdapat bagaimana cara installasinya. hehe biar lebih paham ya, mudah insyaAllah.
Noise Cancelling Untuk OS Windows ?
Saya pribadi belum pernah menggunakan aplikasi noise cancelling lain yang dapat di gunakan pada sistem operasi windows. Hanya saja dari beberapa rekomendasi alternative dan sudah banyak yang mereview aplikasi semisal ini adalah Krisp Noise Cancelling .
sudah banyak yang melakukan review juga dan menilai aplikasi tersebut sangat layak sebagai peredam kebisingan.
Sekian, Selamat Bernayaman-nyaman selama WFH. Semoga Pandemi ini Lekas Pergi.