Kita bisa mengambil uang dari kantong celana dan memperhatikan setiap elemen dalam uang tersebut secara detail, kita akan melihat bahwa ia hanyalah selembar kertas berwarna dengan tanda tangan Menteri Keuangan.
(baca ketertatikan uang bagian sebelumnya) Kita menerima uang sebagai pembayaran karena kita
percaya Negara dan Menteri Keuangan. Peran krusial kepercayaan menjelaskan mengapa sistem keuangan kita juga sangat erat terkait dengan sistem politik, sosial, dan ideologi kita, mengapa krisis finansial sering dipicu oleh perkembangan politik, dan mengapa pasar saham bisa naik atau turun bergantung pada bagaimana perasaan pedagang pada pagi hari.
Pada awal uang pertama diciptakan, orang-orang tidak memiliki kepercayaan semacam itu, sehingga "uang" perlu didefinisikan sebagai benda-benda yang memiliki nilai intrinsik riil. Dalam sejarahnya, berbagai kebudayaan telah menggunakan berbagai benda-benda sebagai alat pertukaran atau uang. Uang yang pertama kali dikenal dalam sejarah adalah uang jelai di Sumer sekitar 3000 SM. -contoh yang bagus, pada saat dan tempat yang sama, dan dalam keadaan yang sama, ketika tulisan muncul. Sebagaimana berkembangnya tulisan untuk menjawab kebutuhan dari intensifnya aktivitas-aktivitas administratif, begitu pula uang jelai berkembang untuk menjawab kebutuhan dari intensifnya aktivitas-aktivitas ekonomi. Uang jelai masih memiliki nilai intrinsik berupa kandungan biologis inherent dalam biji jelai -manusia bisa memaknnya, demikian juga bulir-bulir jelai dalam jumlah tertentu digunakan untuk untuk menilai dan mempertukarkan semua barang dan jasa lain.
jika kita menggunakannya di masa sekarang, walaupun jelai memiliki nilai instrinsik, tidak mudah meyakinkan orang-orang untuk menggunakannya sebagai uang, bukan lagi suatu komoditas. Untuk memahami mengapa demikian, coba pikirkan apa yang terjadi jika Anda membawa satu kantong penuh jelai ke pusat belanja setempat, dan berusaha membeli baju atau piza. Pedagang mungkin memanggil petugas sekuriti, di sisi lain sulit menyimpan dan mengangkut bulir-bulir jelai.
|
barley as the first official currency in the world -agriplasticscommunity
|
Terobosan riil dalam sejarah moneter terjadi ketika orang mendapatkan kepercayaan pada uang yang tidak memiliki nilai inheren, tetapi lebih mudah untuk disimpan dan diangkut. Uang seperti itu muncul di Mesopotamia kuno pada pertengahan milenium ke-3 SM. Ia adalah shekel/syikal perak. Syikal perak bukan uang logam, melainkan 8,33 gram perak. Ketika Undang-Undang Hammurabi mendeklarasikan bahwa seorang laki-laki kalangan atas yang membunuh seorang budak perempuan harus membayar pemiliknya 20 shekel perak, itu berarti dia harus membayar 166 gram perak, bukan 20 koin. Syikal perak tidak memiliki nilai bawaan: tidak bisa dimakan, minum, bahkan terlalu lunak untuk digunakan sebagai bahan membuat peralatan. Kalaupun digunakan, lebih banyak sebagai perhiasan, mahkota dan simbol-simbol status sosial. Nilai perak sama halnya dengan emas, lebih ditentukan oleh kebudayaan.
Penetapan bobot logam mulia akhirnya melahirkan koin. Koin pertama dalam sejarah muncul sekitar 640 SM, dibuat oleh Raja Alyattes dari Lydia, di bagian barat Anatolia. Koin- koin ini memiliki bobot standar emas atau perak, dan dicetak dengan lambang identifikasi. Lambang itu menjadi saksi dua hal. Pertama, ia mengindikasikan seberapa tinggi nilai logam mulia yang terdapat pada koin itu. Kedua, ia mengidentifikasi otoritas yang mengeluarkan koin dan yang menjamin isinya. Hampir semua koin yang digunakan sekarang adalah keturunan dari koin-koin Lydia.
|
Lydia Ancient greek coin -wildwins
|
Bentuk dan ukuran lambang sangat bervariasi sepanjang sejarah, tetapi pesannya selalu sama: “Saya, Raja Agung Anu bin Fulan, memberi jaminan pribadi bahwa lempengan logam ini berisi persis 5 gram emas. Jika ada orang yang berani memalsukan koin ini, itu berarti dia memalsukan tanda tangan saya, yang bisa menodai reputasi saya. Saya akan menghukum kejahatan semacam itu dengan pembalasan paling keras.” Itu sebabnya pemalsuan uang selalu dianggap kejahatan yang jauh lebih serius ketimbang perbuatan penipuan lain. Pemalsuan bukan hanya menipu—ia melanggar kedaulatan, sebuah tindakan subversi melawan kekuasaan, hak-hak istimewa dan sosok raja. Istilah legalnya adalah lese-majesty (melanggar martabat), dan biasanya dihukum dengan penyiksaan dan hukuman mati. Sepanjang orang memercayai kekuasaan dan integritas raja, mereka memercayai koin-koinnya. Orang-orang yang benar-benar asing bisa dengan mudah menyetujui nilai satu koin denarius Romawi karena mereka memercayai kekuasaan dan integritas kaisar Romawi, yang nama dan gambarnya tertera di dalamnya
(baca ketertatikan uang bagian sebelumnya).
***
Emas dan perak yang ditemukan pada abad ke-16 oleh para penakluk Spanyol di Amerika memungkinkan para pedagang Eropa membeli sutra, porselen, dan cabe di Asia Timur; sehingga menggerakkan roda-roda pertumbuhan ekonomi di Eropa maupun Asia Timur. Sebagian besar emas dan perak yang ditambang di Meksiko dan Andes ini menyelinap melalui jemari Eropa untuk menemukan rumahnya yang nyaman di dompet-dompet para pembuat sutra dan porselen China. Apa yang terjadi pada ekonomi global seandainya China tidak menderita “penyakit hati” yang sama yang mendera Cortés beserta rombongannya—dan menolak menerima pembayaran dalam emas dan perak. Begitu perdagangan menghubungkan dua wilayah, kekuatan penawaran dan permintaan cenderung menyetarakan harga barang-barang yang bisa diangkut. Untuk memahami mengapa bisa demikian, asumsikan bahwa ketika perdagangan reguler terbuka antara India dan Mediterania, orang-orang India tidak tertarik pada emas sehingga nilainya hampir tidak ada. Namun, di Mediterania, emas adalah sebuah lambang status idaman, dan karena itu nilainya tinggi. Apa yang terjadi kemudian?
Para pedagang antara India dan Mediterania akan melihat perbedaan dalam nilai emas. Untuk mendapatkan keuntungan, mereka membeli emas yang murah di India dan menjualnya dengan harga tinggi di Mediterania. Akibatnya, permintaan akan emas di India meroket, dan begitu juga nilainya. Pada saat yang sama Mediterania akan mengalami aliran emas, yang karena itu nilainya pun turun. Dalam waktu singkat nilai emas di India dan Mediterania akan setara. Hanya dengan fakta bahwa orang Mediterania memercayai emas akan menyebabkan orang India mulai memercayainya juga. Sekalipun bila emas tak ada gunanya yang riil bagi orang India, fakta bahwa orang Mediterania menginginkannya saja sudah cukup untuk membuat orang India menghargainya.
uang didasari atas dua prinsip universal:
1. Konvertibilitas universal: dengan uang sebagai sebuah alkemis, Anda bisa mengubah tanah menjadi kesetiaan, keadilan menjadi kesehatan, dan kekerasan menjadi pengetahuan.
2. Kepercayaan universal: dengan uang sebagai perantara, setiap ada dua orang bisa bekerja pada proyek apa pun.
Prinsip-prinsip ini memungkinkan jutaan orang asing bekerja sama secara efektif dalam perdagangan dan industri. Namun, prinsip-prinsip yang tampak ramah ini memiliki sisi gelap. Ketika segalanya bisa dikonversi, dan ketika kepercayaan bergantung pada koin-koin anonim dan biji kakao, ia mengeroposkan tradisi-tradisi, hubungan-hubungan intim, dan nilai-nilai lokal manusia, mengganti semua itu dengan hukum dingin penawaran dan permintaan. Uang punya sisi yang lebih gelap lagi. Meskipun uang membangun kepercayaan universal di antara orang-orang yang asing satu sama lain, kepercayaan itu sesungguhnya diinvestasikan tidak pada manusia, masyarakat, atau nilai-nilai sakral, tetapi pada uang itu sendiri dan pada sistem impersonal yang menopangnya. Kita tidak memercayai orang asing, atau tetangga sebelah rumah, kita memercayai koin yang mereka pegang. Jika mereka kehabisan koin, kita kehabisan kepercayaan. Saat uang meruntuhkan bendungan kemanusiaan, agama, dan negara, dunia berada di ambang bahaya menjadi sebuah pasar besar tanpa hati.
Oleh karena itu, sejarah ekonomi umat manusia adalah sebuah tarian yang pelik. Orang bergantung pada uang untuk memfasilitas kerja sama antar orang asing, tetapi mereka takut uang akan mengorupsi nilai-nilai dan relasi-relasi intim manusia. Dengan satu tangan orang bersedia menghancurkan bendungan komunal yang menjauhkan gerakan uang dan komersial begitu lama. Namun, dengan tangan lain mereka membangun sebuah dam-dam baru untuk melindungi masyarakat, agama, bahkan lingkungan dari penghambaan kepada kekuatan pasar. Oleh karena itu, tidak mungkin memahami unifikasi manusia sebagai sebuah proses yang murni ekonomi. Sehingga untuk memahami bagaimana ribuan kultur yang terisolasi mendekat dari waktu ke waktu untuk membentuk desa global masa kini, kita harus mempertimbangkan peran emas dan perak, tetapi kita tidak bisa mengabaikan peran krusial yang sama dari baja.
index: